Jagalah lisanmu

“Ingatlah janganlah mulutmu suka kau gunakan untuk mencela orang lain,
sesungguhnya semua orang punya cela, dan semua orang punya mulut.”

Ada seorang yang pemarah. pada saat marah, mulutnya selalu menyakiti orang lain.
Perkataannya selalu menyakitkan. dia tidak bisa mengendalikan diri sendiri.
tidak bisa menjaga emosinya. terutama ketika kita marah.
Suatu hari dia bertemu dengan ayahnya.

Ayahnya berkata “Wahai anakku, aku akan memberikan pekerjaan padamu”.
“Apa itu ayah…?” jawab orang itu kepada ayahnya.
“hari ini coba kamu masukkan paku-paku ini satu per satu
kepagar bambu dibelakang rumah untuk setiap kali kamu marah
dan tidak bisa mengendalikan diri”

Orang itu pun mengikuti perintah ayahnya, mem-palu paku-paku tersebut
satu per satu kepagar bambu dibelakang rumah
untuk setiap kali orang itu marah.

“Sudah selesai ayah” ahirnya orang itu kembali menemui ayahnya.
“Aku sudah bisa memasukkan paku-paku itu ke pagar bambu belakang rumah
untuk setiap kali aku marah, dan sekarang pakunya sudah habis”

“Coba mari kita lihat” jawab sang ayah. lalu berkata
“Oke sekarang ada tugas baru, untuk setiap kali kamu bisa menahan
marah dan tidak marah, kamu cabuti paku-paku itu satu persatu”

Perintah itu pun dilakukan, dan orang itu untuk setiap kali
tidak marah dan bisa menahan marah dia mencabuti paku-paku
tersebut sampai habis.

“Ayah, paku itu sudah aku ambil semuanya, dan aku sudah bisa menahan marah” kata orang itu
“Wahai anakku, lihatlah bahwa untuk setiap kali engkau marah
dan engkau tidak bisa menahan diri kemudian engkau menyakiti orang lain,
adalah seperti engkau menusukkan paku-paku itu kehati orang lain
dan menyakitinya.

Kemudian engkau meminta maaf kepada orang yang kau
sakiti dengan mencabut paku-paku itu dari hati mereka, lihatlah…
bahwa bambu itu tetap berlubang akibat paku itu, tidak kembali seperti semula
setelah engkau cabut paku itu. hati-orang-orang yang kau sakiti
akan tetap meninggalkan bekas luka, tak perduli berapa banyaknya
engkau minta maaf. ” kata ayahnya

“Oleh karena itu, jagalah emosimu, tenangkan jiwamu
dan jaga lisanmu agar tidak menyakiti orang lain.
Sesungguhnya manusia yang baik itu adalah apabila
orang manusia lain merasa aman dari gangguan tangan maupun lisannya”

Sumber: purwanoto, disarikan dari berbagai sumber

Leave a Reply